Inilah Wisata Watu Lintang dan Cerita Wanita Ditinggal Kekasih

Satu obyek wisata yang penuh dengan batu-batu besar di Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menaruh cerita menarik mengenai cinta. Wakil Grup Sadar Wisata Bukit Kendeng Desa Klinting, Agus Suntoro menjelaskan lokasi itu bernama Watu Lintang.

Disana ada banyak batu besar diatas bukit yang mempunyai narasi serta mitos sendiri. "Konon, di batu paling besar dengan ketinggian seputar 20 mtr. adalah petilasan dari seorang wanita bernama Lintang. "Ceritanya, dahulu pada jaman Majapahit ada pasangan muda mudi yang beristirahat disana," kata Agus Suntoro.

Baca Juga : Harga Semen Semua Merk

Sesudah beristirahat, lalu si lelaki pergi tinggalkan kekasihnya yang bernama Lintang, disana. Konon si lelaki pergi ke bukit di lokasi Desa Kemawi yang saat ini bernama Watu Kumpul.

Sekarang ini, penduduk ditempat tengah meningkatkan ruang Watu Lintang sampai Watu Kumpul menjadi obyek wisata. Ketua Grup Sadar Wisata Bukit Kendeng Desa Klinting, Minoto Darmo, nanti tujuan Watu Lintang akan digabungkan dengan desa kebiasaan lewat peningkatan Pura Pedaleman Giri Kendeng serta bermacam aktivitasnya.

Artikel Terkait : Harga Cat Kayu dan Besi

"Kami mengharap dapat menggabungkan wisata religi dengan agrowisata," kata Minoto Darmo. Karena, tidak hanya mempunyai tempat beribadah umat Hindu berbentuk pura, desa diatas bukit ini pula mempunyai pemandangan alam yang indah. "Kami pun berencana tempat edukasi lingkungan berbentuk agro pertanian serta perkebunan."

Grup sadar wisata tengah mempersiapkan infrasktruktur ke arah tempat Watu Lintang dengan buka jalan dengan gotong royong. Kegiatan itu telah diawali semenjak September 2018. Pekerjaan buka jalan itu di dukung program padat karya serta anggarannya berasal dana desa seputar Rp 80 juta-an.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nikmati Hari Libur dengan Wisata Mancing di Jambi Simak Ulasanya

Ternyata Kapal Tanker yang Karam di NTT Rusak Biota Laut

Karena Antisipasi Teror, Wisatawan Wajib Lewat Alat Deteksi di Candi Borobudur